Ikan Lele
Ikan
lele (Clarias genepinus) adalah ikan
air tawar dengan tubuh licin tidak bersisik, memiliki alat pernapasan tambahan
berupa modifikasi dari busur insang, serta terdapat sepasang patil atau tulang
yang tajam pada sirip-sirip dadanya dan empat pasang sungut peraba (barbels)
yang berguna untuk bergerak di air yang gelap. Menurut Foline et al. (2011), ikan lele memiliki
kandungan air 78.70%, protein 16.24%, karbohidrat 0.92%, lemak 0.50%, mineral
1,33%, dan nitrogen free extract
sebanyak 2.31%. Nutrisi yang terdapat pada ikan lele membuat ikan lele dapat
ditumbuhi oleh mikroba. Mikroba tumbuh membutuhkan makanan berupa air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen (Jawetz 2001). Dengan
demikian, nutrisi ikan lele secara umum sudah mengandung nutrisi yang
diperlukan mikroba untuk tumbuh. Selain itu, aktivitas air pada daging ikan
yang segar berkisar antara 0.91-0.94 sehingga sangat optimal untuk tempat pertumbuhan
mikroorganisme terutama bakteri. Pertumbuhan dan metabolisme bakteri
menyebabkan kerusakan pada ikan yang menghasilkan senyawa amina, amina
biogenic, asam organic, alcohol, aldehid, dan keton dengan rasa dan aroma tidak
sedap (Gram dan Dalgaard 2002).
Bakteri
yang dapat tumbuh pada ikan lele diantaranya adalah Pseudomonas reactans, Pseudomonas
grimontii, Pseudomonas fluorescens, Shewanella profunda, Shewanella
putrefaciens, Shewanella baltica, Pseudomonas fragi, Pseudomonas reactans,
Pseudomonas grimontii, Pseudomonas fluorescens, Shewanella profunda, Shewanella
putrefaciens, Pseudomonas fragi, Myroides marinus, Pseudomonas auricularis,
Pseudomonas poae, Pseudomonas gessardii, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas
gessardii, Pseudomonas fluorescens, Bacillus aryabhattai, Pseudomonas veronii,
Pseudomonas oryzihabitans, Pseudomonas marginalis, Rahnella aquatilis,
Aeromonas veronii, Aeromonas hydrophila, Bacillus thuringiensis, Bacillus
cereus, Bacillus thuringiensis, Bacillus cereus, Enterobacter asburiae, dan Enterobacter cloacae (Maull
et al. 2012). Bakteri Aeromonas sp. pada ikan lele dapat
menyebabkan luka seperti borok pada kulit, luka kemerahan pada mulut, mata
menonjol, bagian perut yang membengkak, serta warna ginjal yang berubah warna
dan membengkak (Rejeki et al. 2016). Bukan hanya itu, bakteri Aeromonas
hydrophila dapat menyebabkan hemoragi pada arcus insang serta pada organ hati
mengalami hemoragi, edema, dan nekrosis (Asniatih et al. 2013).
Daftar
Pustaka
Asniatih,
Idris M, Sabilu K. 2013. Studi histopatologi pada ikan lele dumbo (Claria
gariepinus) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Mina
Laut Indonesia. 3(12) : 13-21.
Foline
OF, Rachael AM, Iyabo BE and Fidelis AE. 2011. Proximate composition of catfish
(Clarias gariepinus) smoked in Nigerian stored products research
institute (NSPRI): Developed kiln. Journal of Fisheries and Aquaculture.
3(5) : 96-98.
Gram
L, Dalgaard P. 2002. Fish spoilage bacteria – problems and solutions. Current
Opinion in Biotechnology.13(3) : 262-266.
Maull KD,
Hickey ME, Lee Jl . 2012. The study and identification of bacterial Spoilage
species isolated from catfish during refrigerated storage. Journal Food
Processing Technology. 11(3) : 1-5.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta (ID) : Salemba Medika.
Rejeki S, Triyanto, Murwantoko. 2016. Isolasi dan
identifikasi bakteri Aeromonas sp. dari lele dumbo (Clarias sp.) di
Kabupaten Ngawi. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 18(2) : 56-60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar