KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM
TITRASI ASAM BASA

Disusun oleh Kelompok 2
-
Devika Niandita Safitri (05)
-
Fina Siliyya (11)
-
Iza Rizanti (14)
-
Nufi Azam Muttaqin (23)
-
Sarah Febiana Kusuma (31)
-
Saskia Niki Ulhaq (32)
Kelas XI.3
SMA NEGERI 1 BUMIAYU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Titrasi Asam Basa
1.
Tujuan
Dalam kegiatan praktikum yang sudah kami
laksanakan, kami mengharap mendapatkan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui penetralan
asam basa dengan metode titrasi
2. Menentukan konsentrasi
suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan titrasi asam-basa
3. Mengetahui titik
ekuivalen dan titik akhir titrasi-basa
2.
Landasan Teori
Titrasi asam
basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa
berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan
menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar
larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah
diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut
titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan
menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.
Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam
labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke
dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi
larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi
yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan
sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang
akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai
kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna
indikator.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi,
ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat
titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun
larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam
titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa
kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen
titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9.
Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH
asam.
3.
Alat dan Bahan
Dalam kegiatan
praktikum kali ini, kami menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :
- Alat
ü Labu erlemeyer
ü Pipet
volumetrik
ü Buret
ü Gelas kimia
ü Gelas ukur
ü Corong kecil
ü Pipet tetes
- Bahan
ü
Larutan NaOH 0,1 M
ü
Larutan asam cuka (CH3COOH)
ü Indikator
Fenolftalein (indicator
PP)
4.
Cara Kerja
a.
Ambilah larutan cuka yang
telah diencerkan sebanyak 25 mL dengan pipet volumetrik, masukan ke
dalam labu erlemayer dan tambahkan 2 tetes indicator PP
b.
Siapkan Buret, Statif, dan Klem.
c.
Isi Buret dengan larutan NaOH 0,1 M
tepat sampai garis 0 dengan bantuan corong.
d.
Buka kran Buret
secara perlahan sehingga NaOH mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer
e.
Hentikan titrasi apabila
larutan sudah berubah warnanya menjadi merah jambu.
f.
Lakukan titrasi 3-4 kali
sampai didapatkan minimal 2 hasil yang relatif tetap (sama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar