TEGAR
NASKAH :FINA SILIYYA
TOKOH :
CANDRA
KIRANA
NINDA
AGUS
BAGAS
PUTRI
Indah
nan permai menyelimuti sebuah desa yang asri.
Sosok laki-laki tinggi berbadan tegap sedang berdiri memandang jauh
entah kemana.Perawakanya yang tampan membuat siapa saja ingin menatap wajahnya.Kain putih berkancing dan berkerah, serta kain sarung
coklat membuatnya tertahan dari dinginya angin senja.Candra
namanya.Imajinasinya yang tinggi terbuyarkan oleh datangnya sosok wanita dengan
balutan kain putih serba longgar.
KIRANA : Candra,
CANDRA : Kemarilah Kirana, ada hal yang ingin kusampaikan pada mu.
Kirana
mendekati Candra.Dibisikkanya kata-kata suci penuh makna di telinga kanan
Kirana. Tak berapa lama, mata kirana berbinar seraya berkata
KIRANA : Tidak Candra, aku tak ingin jauh dari mu. Aku ingin terus
bersamamu.
Candra
hanya terdiam, rautnya berusaha meyakinkan Kirana bahwa perkataanya sungguh
benar serius.
KIRANA : Candra, kau serius?
CANDRA : Iya Kirana.
KIRANA : Aku sudah terlanjur sangat menyayangimu. Aku tulus memberikan
semua rasa ini kepada mu.Apa kau tega melihat aku gila karena rasa sayangku
kekamu tak terbalas?
CANDRA : Dengar aku Kirana, kau tahukan kalau orang tua mu tidak
menginginkan hubungan kita ini? Setiap harinya aku selalu terbayang kata-kata
ayahmu yang mendesak ku untuk mengakhiri ini.Aku juga sudah memperjuangkan
hubungan kita tiga tahun ini.Aku rela dimaki-maki orang.Mereka semua tidak
menginginkan gadis secantik dan sebaik kamu itu menjadi milikku.Aku juga sangat
menyayangi dan mencintaimu, tak ingin ku berpisah dengan mu, tapi keadaan yang memaksa
ku tuk melakukan ini.
KIRANA : Iya, mungkin ini lah jalan terbaik kita. Aku tak ingin memaksa
seorangpun untuk memperjuangkan segala keinginan ku, sekalipun kau, orang yang
paling aku cintai.
CANDRA : Kirana, tolong mengertilah keadaan ku. Peganglah kata-kata ku ini.
Aku akan selalu menyayangi dan mencintaimu. Jika kau rindu aku, tutuplah mata
indah mu, berdoalah pada Tuhan agar jiwa ku datang menemani mu. Aku akan berdoa
pula pada Tuhan, satukanlah pasangan kekasih ini yang sudah terambang jarak dan
saling mengiba untuk kembali. Ya, itulah doa utama ku.
Kirana
hanya bisa menahan tangisnya yang sering kali membanjiri pipi.Dengan sigap dan
penuh harap, Candra menenangkan Kirana sambil menepuk-nepuk bahu Kirana.
CANDRA : Sudah lah Kirana, janganlah kau bersedih. Aku tak ingin melihatmu
menangis.
KIRANA : Aku tidak menangis. Aku akan menunggu mu sampai kapan pun. Aku
akan selalu ada untuk mu, percayalah. Kala kau rindu aku, tenangkan fikir
mu.Ingatlah kenangan-kenangan yang ada bersama ku dan tersenyumlah. Jiwa ku akanada
bersama semua itu.
Senja
yang mengoyak sepi makin menjadi.Terdengarlah gemuruh bedug dan lantunan adzan
yang harus memisahkan kedua insan yang sedang berduka.
CANDRA : Pergilah Kirana, adzan sudah memanggil kita.
KIRANA : Baiklah, ingatlah aku dikala nafasmu. Aku akan tetap menunggu mu
sampai kapan pun.Aku menyayangimu Candra. Jagalah kesehatan mu.
CANDRA : Baiklah. Ingat lah aku juga Kirana, apa pun yang terjadi di masa
mendatang, jodoh itu Tuhan yang menentukan. Aku juga menyayangimu Kirana.
Baik-baik yah..
Kedua
insan berpisah
Kabut
malam muncul, angin menerpa kuat. Rupanya sekeliling pun merasakan apa yang tengah
terjadi pada pasangan tersebut. Langit menangis sangat cepat dan berteriak
dengan nyaring, bahkan gemuruhnya memekik telinga siapa saja yang mendengarnya.Suasana
itu berlangsung hingga pagi.Walau demekian, tak sedikit pun memecahkah semangat
insan-insan pekerja keras yang mencari ilmu dan belajar dalam hidup. Ramai nan
bising menyelimuti sebuah sekolah. Rupanya, kali ini sedang terjadi kesurupan
masal.Candra tetap saja melamun dengan ditemani kawanya, Agus.
AGUS : Kau kenapa? Aku perhatikan dari tadi kau hanya duduk dengan
mata kosong. Ayo bantu mereka yang sedang kesurupan. (menunjuk sekeliling keadaan)
Candra
terdiam.
AGUS : Chandra, kau kenapa diam saja! Apa kau tidak kasihan dengan
mereka? Aku kasihan sama kamu takut kau malah juga ikut kesurupan. Kau kan yang
biyasanya bantu mereka dikala seperti ini.
CANDRA : Sudah lah gus, tak perlu kau khawatirkan aku.
AGUS : Aku tak ingin sahabatku murung seperti ini. Coba, kau
ceritakan apa yang sedang kau alami, barang kali saja aku bisa membantu mu.
Candra
terdiam.Matanya berkaca-kaca dengan fokus pandang yang semakin jauh.
CANDRA : Kirana,dia lah orang yang paling aku cinta dan sayang. (menghela nafas panjang) aku sudah
melepasnya walau aku sendiri tidak tahu, seberapa kuat aku jauh darinya. Kau
tau seluk beluk kisah cintaku dengan dirinya kan? Aku kasihan denganya, aku
hanya bisa menyakiti perasaanya. Mungkin sekarang dia sedang menangis, dan
mungkin …..
AGUS : Sudah, jangan kau teruskan lagi. Itu akan membuat kau dan
dirinya makin berduka. Ingat keputusan dan takdir Tuhan lah yang paling
adil.Dia lah pengatur segala urusan makhluk dengan sebaik-baiknya karena Dia
Maha Tahu dengan segalanya.
CANDRA : Iya, hanya saja aku tak mengrti, seberapa tahu kah Tuhan dengan
kondisi ku.
AGUS : Istihgfar Candra, Tuhan Maha Tahu dengan segala kuasanya-Nya.
CANDRA : (menghela nafas) Astaghfirullohal’adzim..
AGUS : Sekarang, lebih baik dekatkan hati mu pada Tuhan. Mintalah
ketenangan batin pada-Nya.
CANDRA : Terimakasih atas kebaikan mu. Aku juga tak ingin bertingkah
seperti ini terus, aku takut Kirana kenapa-kenapa.
AGUS : lebih baik kau sms dia, mungkin dia juga butuh kehadiran mu.
(dengan
penuh harap, Chandra meraih hand phone di saku celana dan mengirimkan sebuah
pesan pada Kirana.)
AGUS : Sabarlah kawan, Kirana pasti akan membalas pesan mu.
CANDRA : Aku tak begitu yakin kalau Kirana membalas pesan ku ini.
AGUS : Kau harus yakin Candra, berdoa lah.
CANDRA : Gus, ke musola yuk solat dhuha. Aku nggak bisa tenang dengan
keadaan ku ini, mungkin dengan curhat ke Tuhan batin ku bisa lebih tenang.
AGUS : Iya, Aamiin.
Bergegaslah
mereka menuju mushola.Dalam do’a Candra selalu melantunkan untuk bisa bersama
Kirana.Baginya itulah harapan satu-satunya yang ada dibenaknya. Entah sebesar apa
perasaannya pada kekasi yang seolah semua itu berubah sekejap. Muka cerianya
kini menggelap, semangat berkobar pun meredup.
Siang
itu disebuah kantin seorang wanita berparas cantik sedang menikmati tegukkan
jus jeruk.Wajah ceria dan perawakanya yang ramah menyapa siapa saja yang datang
ke kantin itu. Dengan pandangan yang meyakinkan ia memanggil Chandra yang ada
di depan pintu hijau itu.
NINDA : Candra…. Chandra… Candra…
Mendengar sebutan Candra, Candra
pun mencari asal datangnya suara itu
NINDA : Candra, sini. (melanbaikan
tangan kearah Candra)
Candra
pun menghampiri Ninda.
CANDRA : Ada apa Nin?
NINDA : Sini deh duduk dulu. Loe mau makan apa nih mumpung gueh lagi
baik sama loeh. Itung-itung sebagai ucapan trimakasih gueh karna loeh udah
ngajarin materi matematika kemarin.
CANDRA : Enggak lah Nin, aku lagi nggak pengin makan. Makasih atas
tawaranya.
NINDA : Jangan gitu dong Ndra..gueh juga pengin ngmongin sesuatu sama
eloeh.
CANDRA : (duduk di depan Ninda) Ya
udah, kamu mau ngomong apa? Bentar lagi kan masuk pelajaran.
NINDA : Waktu hari Rabu kemarin nilai ulangan kimia gueh udah diumumin
dan nilainya jelek, besok mau remidi tapi materinya belum paham. Plieesss dong
ajarin gueh kimia entar abis pulang secarakan loeh jago kimia juga.
CANDRA : Maaf Ninda, aku nggak bisa.
NINDA : Tolongin Gueh dong Ndra..kalo remidi nilainya jelek terus kan
entar bisa-bisa bokap nyokap gueh dipanggil kesekolah.
Bel masuk pelajaran berbunyi
NINDA : Oke kan Nda? Entar gueh ke kelas loeh deh. Sip, makasih
yah..baik deh
Semua yang dikantin buru-buru masuk
kelas. Jam tangan Candra berasa melambat, iya rencananya pulang sekolah nanti
ia mau pergi menemui kekasihnya itu. Jarum penunjuk hitam ditangan pun terus
berputar.Tiba lah baginya tuk merapikan tasnya.
Tiba-tiba datang lah Nindi.
NINDA : Hai Candra..udah siap kan? Nih bukunya (menyodorkan buku kimia)
CANDRA : Aku nggak bisa Nin, aku ada acara.
NINDA : Acara apa sih? Jadi loeh gak mau bantuin gueh nih?
Dengan
berat hati Candra menuntun Ninda untuk satu persatu membuka lembaran buku
kuning itu.
Dilain
tempat, Kirana sedang menunggu kepulangan Candra. Di pertigaan itu, ia hanya
duduk diam sambil memegang ponselnya. Tak lama datang lah perempuan serba bulat
yang duduk disebelahnya. Rupanya seragam itu mirip sekali dengan balutan yang
menutupi tubuh kekasihnya waktu jam sekolah. Dengan sigap ia bertanya
KIRANA : Apa anda bersekolah di SMK NU TONJONG itu?(menunjuk kearah selatan)
PUTRI : Iya, benar. Kalo anda sekolah dimana?
KIRANA : Aku di SMA N 1 BUMIAYU. Apa di sekolah anda pelajar nya sudah
masuk jam pulang semua?
PUTRI : Iya, sudah.
KIRANA : Terima kasih yah..
Tanpa
berpikir aneh Kirana terus saja menunggu kekasihnya, baginya pemandangan itu
yang bisa membuatnya tenang. Mungkin ia sudah terlalu rindu pula ingin
bersamanya walau bisa hanya beberapa menit. Ia rela tetap duduk di emperan toko
hingga berjam-jam. Lalu lalang orang pun tak menggoyahkan keinginanya itu untuk
terpenuhi. Memang benar tipe wanita itu pantang menyerah dan apa pun yang ia
mau harus ia turuti entah bagaimana caranya. Motor merah berkilau yang mendebu
menjadi saksi betapa kokoh sebuah keinginan.
Sorot
retina tetap saja kearah jalan itu, hingga akhirnya mengenai seorang lelaki
idaman dari kejauhan. Detak jantung mendebar-debar semakin cepat, wajah akan
keberhasilan mulai Nampak. Motor beat itu mendekat dengan lelaki yang dipegang
pinggangnya dari belakang.
KIRANA : Yaa Tuhan… baru aja putus kemarin, masa sekarang udah ….(Kirana mebiarkan motor itu melintas dan
pulang dengan tetesan air mata.Galau berat baginya dikala seperti ini.Motornya
yang biasa melaju cepat kini pelan, bahkan karna terlalu pelan dan terlalu
kesamping dia pun terjatuh.)
Setelahnya..(suara ambulance)
Sepupu Kirana, Bagas
tak kuasa menahan duka mendalam ini. Segera ia merogoh saku clananya dan
menulis pesan kepada Candra. Secepat kilat Candra langsung menghubungi Putri.
CANDRA : Put… sekarang Kirana dimana? (dengan suara
tersendat sendat karena menangis)
BAGAS : Kau datang saja kemari..cepat lah,
sebentarlagi akan dibawa ke pusara.
Candra
segera mengunjungi rumah Kirana dengan cepatnya. Aneh nya setelah sampai gerbang
rumah bercat kan putih itu, suasana sepi yang terwujud. Tanpa pikir panjang,
Candra menuju pusara desa itu dan mencari nisan baru milik Kirana. Lekas ia
memeluk nisan itu dengan erat nya.
CANDRA : Kirana…. Kenapa kau terlalu cepat meninggalkan ku. Aku begitu
mencintai mu Kirana.. Kirana….. (berteriak-teriak
memanggil Kirana)
Kirana..kamu dengar aku kan Kirana.. jawab
aku Kirana, aku sungguh sayang pada mu. Ini aku datang untuk menjemput mu.
Kirana… Kirana.. Jawab aku Kirana….
(memukul-mukul tangannya diatas pusara itu). Kirana..kalau memang kau tak
bisa kembali untuk ku, aku akan datang untuk mu Kirana..
BAGAS : Sudah lah Candra, Kirana tidak akan bisa kembali. Sudah,
ikhlaskan saja
CANDRA : Kirana..kamu dengar aku kan? Kembalilah untuk ku Kirana.. Aku
janji tidak akan meninggalkan mu lagi. Tolong lah Kirana, jangan tinggalkan
aku.. Kirana..jawab aku kirana..
BAGAS : (menepuk-nepuk bahu
Candra) Candra, aku tau ini pasti berat untuk mu. Tapi inilah kenyataan
nya, Kirana sudah pergi jauh dan sudah di sisi Tuhan.Biarlah Kirana tenang
disana, kau tak inginkan Kirana bersedih? Begitupun Kirana yang menginginkan mu
untuk tidak be rsedih.
CANDRA : Yaa Tuhan ku..angkat lah nafas ku ini. Satukan lah kami dalam
syurga mu..aku ingin bersama Kirana.. Aku nggak kuat hidup tanpa Kirana.. Tuhan
ku..dengarkanlah pinta hamba-Mu ini..
BAGAS : Candra, sudahlah jangan teriak-teriak. Kasian Kirana
disana.Tuhan mungkin terlalu sayang pada Kirana.Kematian seseorang itu sudah
takdir yang nggak bisa dirubah, istighfar Candra.Ikhlaskan lah Kirana.
CANDRA : Kirana…..
BAGAS : (mengulurkan sebuah
amplop)
CANDRA : (membuka dan membacanya) 14
Februari 2015. Mungkin saat kau baca coretan pena ku ini aku sudah berada jauh
dari mu. Aku ingin kau yakin satu hal bahwa aku sangat mencintai dan menyayangi
mu setulus ku.Aku ingin kau sisakan satu ruang dihati mu tuk kau isi
kenangan-kenangan bersama ku.Kenangan dari awal kau mengenal ku sampai detik
kau baca lembaran ini. Aku yakin kau tak akan ingkar dengan kata-kata mu yang
dulu. Tapi menurutku sendiri dalam hidup itu berat, kau boleh mencari pengganti
ku asalkan kau bahagia bersamanya. Wanita cantik itu banyak ko. kamu tampan,
gagah, baik, rajin, pintar dan masih banyak lagi. Aku yakin banyak wanita yang
ingin digandeng mu. Apa pun yang terjadi nanti, tetap inget aku yah Baik..kamu
nggak lupakan dengan kata-kata ku yang ini …“Aku akan menunggu mu sampai kapan
pun. Aku akan selalu ada untuk mu, percayalah. Kala kau rindu aku, tenangkan
fikir mu.Ingatlah kenangan-kenangan yang ada bersama ku dan tersenyumlah. Jiwa
ku akan ada bersama semua itu.”… oh iyya. Aku disini nggak kesepian ko, tolong
yah doain aku tiap hari biar aku bisa senyum terus disini..oke.. maafin aku yah
.. salam sayang rindu, Kirana. (Candra
terus saja menangis membaca sepucuk surat itu)
BAGAS : Candra, ini udah hamper maghrib. Ayo kita pulang, biarkan Kirana
istirahat dengan tenang.Kau lebih baik nginep di rumah ku saja.
CANDRA : Baiklah.
Kedua
insan seraya bergegas pergi.Setelah sampai rumah Bagas, Bagas menunjukkan kamar
untuk Candra.
BAGAS : Kamar mu di ujung utara berkorden ungu itu (menunjuk lokasi). Sebaiknya kau cepat beristirahat
CANDRA : Terimakasih ..
Candra langsung memasuki kamar
KIRANA : (memeluk tubuh Candra)
diam lah Candra, kau jangan berisik. Aku sangat rindu pada mu..
CANDRA : Ki ki ki Kirana..kau ma ma masih hiddd..
KIRANA : Iya Candra, itu semua hanya untuk menguji seberapa sayang dan
cinta mu pada ku. Maaf kan aku, itu ide ka Bagas. Maaf yah Candra..
CANDRA : Kirana, tolong jangan tinggalkan aku. Aku hanya ingin bersama mu
KIRANA : Aku tidak kemana-mana Candra. Aku akan tetap disini menunggumu.
TolongCandra, datang lah kerumah ku untuk mempersunting ku disaat waktunya
tiba.
CANDRA : Baik Kirana, aku pasti akan melakukan itu kalau kau memang
menunggu mu.
KIRANA : Candra, tolong jangan terlalu dekat dengan wanita lain. Tadi
pulang sekolah aku melihatmu bersama…
CANDRA : itu teman ku, Ninda.
(tiba-tiba
ada suara Bagas dari kamar sebelah)
BAGAS : Kirana, Ibu dan Ayah mu mencarimu.
KIRANA : Iya Ka..sebentar
CANDRA : Kirana, aku janji aku bakal setia terus sama kamu..aku gak bakal
kecewain kamu pokoknya. Tunggu aku yah Kirana
KIRANA : Aku akan menunggu mu sampai kapan pun. (Kedua Insan berpelukan dan Kirana meninggalkan kamar dengan tenang)
Semenjak
ini, Candra dan Kirana semakin tegar dengan kuasa Sang Pencipta.Birrul walidain
lah yang paling utama apalagi kalau dibandingkan dengan rasa sayang dan cinta pada
selain Ibu dan Ayah.Mereka percaya kalau jodoh itu tidak bakal bisa tertukar.
Bagaimana pun kita mencari pendamping tetap saja kalau tidak berjodoh tidak
akan bisa menyatu. Dalam benak mereka sudah tertanam saling kepercayaan yang
sudah bulat dan tidak dapat dirubah-rubah. Mereka hanya menntikan jawaban dari
doa “Ya Alloh, kalau memang dia jodoh ku dekatkan lah hati ku dengannya, dan
kalau dia bukan jodoh ku berikanlah keikhlasan ku untuk merelakanya.”
***SELESAI***