Makhluk
paling sempurna yang diciptkan Sang Khaliq adalah manusia
Manusia punya potensi, dan potensi ini lah yang menjadikan diri manusia berbeda dengan makhluk yang lainya.
Manusia punya potensi, dan potensi ini lah yang menjadikan diri manusia berbeda dengan makhluk yang lainya.
Hajatul Udhowiyah, Gharizah, akal
1. Hajatul
udhowiyah
kebutuhan jasmani. Tidak ada satu pun manusia
yang dapat hidup tanpa melakukan pemnuhan kebutuhan jasmani. Ya, karena
kebutuhan jasmani ini muncul dari dalam dan sifat pemenuhanyya adalah wajib
jika tidak dipenuhi dalam beberapa waktu pastilah akan menimbulkan dampak bahkan
hingga kematian. Tidak hanya makan, buang hajat pun ketika tidak dipenuhi
pastilah akan berisiko terhadap kesehatan.
2. Gharizah
berkaitan dengan naluri
Gharizah
terbagi menjadi 3 :
- Yang pertama adalah gharizah tadayyun, yaitu naluri untk mensucikan sesuatu. Contohnya orany yang beragama.
- Yang kedua adalah gharizah baqa yaitu naluri untuk mempertahankan diri. Ada banyak yang contoh dalam kehidupan ini, sekolah, belajar, dan termasuk diantaranya posting foto di instagram,
- Dan yang terakhir adalah gharizah nau atau naluri untuk melestarikan jenis.
Catatan
pentingnya adalah, gharizah muncul karena ada pemicunya dari luar, dan sifat
pemenuhanya dalah tidak harus sekarang karena hanya berefek pada timbulnya rasa
cemas. Bisa ditunda,tidak seperti hajatul udhowiyah yang harus secepatnya
dipenuhi.
3. Potensi
yang ketiga adalah akal.
Akal
memiliki peran penting dalam keberlangsungn kehidupan. Pasalnya dari akal
inilah manusia dapat berpikir tentang sesuatu, dan setelah berpikir manusia
bisa memunculkan buah pemikiranya yang nampak melalui fisik, misal dari
perbuatan.
Ternyata manusia
yang bisa tahu mengenai sesuatu tidak tahu dengan sendirinya. Tetapi dengan
adanya proses. Proses tersebut melalui adanya fakta (benda, suasana, ..) yang
ditangkap indra manusia (mata, pendengaran, ..) kemudian ada komponen akal dan
juga ada informasi sebelumnya (ma’lumat sabiqah) mengenai fakta. Akal akan mampu mengaitkan antara fakta
dengan ma’lumat sabiqah serta bisa dengan fakta yang lain.
Intinya,
manusia tidak bisa berpikir atau bisa mengetahui sesuatu jika tidak ada unsur
ma’lumat sabiqah. Contohnya adalah anak kecil yang dihadapkan pada 3 benda
(batu, intan, perak) dan belum pernah dikasih informasi tentang ketiga benda
ini. Ketika anak diminta untuk memilih salah satu dari ketiganya, maka
kemungkinan anak mengambil batu pun ada, karena anak kecil ini belum tahu
menahu atau belum memahami tntang ketiga batu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar