Kamis, 30 Juli 2020

Potensi Manusia (Review Kajian Islam)


Makhluk paling sempurna yang diciptkan Sang Khaliq adalah manusia
Manusia punya potensi, dan potensi ini lah yang menjadikan diri manusia berbeda dengan makhluk yang lainya.

Hajatul Udhowiyah, Gharizah, akal

1. Hajatul udhowiyah
 kebutuhan jasmani. Tidak ada satu pun manusia yang dapat hidup tanpa melakukan pemnuhan kebutuhan jasmani. Ya, karena kebutuhan jasmani ini muncul dari dalam dan sifat pemenuhanyya adalah wajib jika tidak dipenuhi dalam beberapa waktu pastilah akan menimbulkan dampak bahkan hingga kematian. Tidak hanya makan, buang hajat pun ketika tidak dipenuhi pastilah akan berisiko terhadap kesehatan.

2. Gharizah berkaitan dengan naluri
Gharizah terbagi menjadi 3 :
  • Yang pertama adalah gharizah tadayyun, yaitu naluri untk mensucikan sesuatu. Contohnya orany yang beragama.
  • Yang kedua adalah gharizah baqa yaitu naluri untuk mempertahankan diri. Ada banyak yang contoh dalam kehidupan ini, sekolah, belajar, dan termasuk diantaranya posting foto di instagram,
  • Dan yang terakhir adalah gharizah nau atau naluri untuk melestarikan jenis.

Catatan pentingnya adalah, gharizah muncul karena ada pemicunya dari luar, dan sifat pemenuhanya dalah tidak harus sekarang karena hanya berefek pada timbulnya rasa cemas. Bisa ditunda,tidak seperti hajatul udhowiyah yang harus secepatnya dipenuhi.

3. Potensi yang ketiga adalah akal.
               Akal memiliki peran penting dalam keberlangsungn kehidupan. Pasalnya dari akal inilah manusia dapat berpikir tentang sesuatu, dan setelah berpikir manusia bisa memunculkan buah pemikiranya yang nampak melalui fisik, misal dari perbuatan.
               Ternyata manusia yang bisa tahu mengenai sesuatu tidak tahu dengan sendirinya. Tetapi dengan adanya proses. Proses tersebut melalui adanya fakta (benda, suasana, ..) yang ditangkap indra manusia (mata, pendengaran, ..) kemudian ada komponen akal dan juga ada informasi sebelumnya (ma’lumat sabiqah) mengenai  fakta. Akal akan mampu mengaitkan antara fakta dengan ma’lumat sabiqah serta bisa dengan fakta yang lain.
              Intinya, manusia tidak bisa berpikir atau bisa mengetahui sesuatu jika tidak ada unsur ma’lumat sabiqah. Contohnya adalah anak kecil yang dihadapkan pada 3 benda (batu, intan, perak) dan belum pernah dikasih informasi tentang ketiga benda ini. Ketika anak diminta untuk memilih salah satu dari ketiganya, maka kemungkinan anak mengambil batu pun ada, karena anak kecil ini belum tahu menahu atau belum memahami tntang ketiga batu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar