Selasa, 26 April 2016

laporan praktikum kimia hidrolisis garam



KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLISIS GARAM











  



































Disusun oleh Kelompok 2



  • Devika Niandita Safitri            (05)
  • Fina Siliyya                             (11)
  • Iza Rizanti                                (14)
  • Sarah Febiana Kusuma            (31)
  • Saskia Niki Ulhaq                    (32)

    Kelas XI.3



    SMA NEGERI 1 BUMIAYU
    TAHUN PELAJARAN 2015/2016
    Hidrolisis Garam



  1. Tujuan
           Dalam kegiatan praktikum yang kami laksanakan bertujuan untuk mengetahui sifat asam-basa suatu garam.

  2. Landasan Teori
           Hidrolisis merupakan istilah untuk beraksinya suatu zat dengan air. Pada bagian ini, akan dibahas hidrolisis larutan garam. Larutan garam ada yang bersifat netral, asam ataupun basa. Sipat asam-basa suatu garam bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hidrolisis dan larutannya bersifat netral, contoh garam jenis ini adalah NaCl, KCl, dan Na2SO4. Dalam air, ion-ion garam tersebut tidak bereaksi satu sama lain. Contoh reaksi ionisasinya:
                     NaCl → Na+ + Cl-
                     H2O  → H+ + OH-
           Larutan tersebut bersifat netral karena konsentrasi ion H+ dan OH- sama. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis sebagian. Contoh garam ini adalah CH3COONa dan KCN. Dalam air, ion negatif dari garam akan bereaksi dengan ion H+ membentuk asam lemah sehingga kesetimbangan terganggu. Contoh reaksi ionisasinya:
                     KCN  → K+ + CN-
                     CN + H2O → HCN + OH
           Ion H+ bereaksi dengan ion CN- membentuk HCN, sedangkan K+ tidak bereaksi dengan OH- sebeb KOH basa kuat. Karena terjadi kelebihan ion OH-, menjadikan larutan tersebut bersifat basa.
           Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan bersifat asam karena mengalami hidrolisis sebagian, contohnya adalah NH4Cl. Dalam air, NH4Cl akan terionisasi dan ion NH4+ yang dihasilkan akan bereaksi dengan air, sedangkan ion Cl- tidak akan bereaksi dengan air sebab berasal dari asam kuat. Reaksi ionisasinya adalah:
                     NH4Cl → NH4+ + Cl-
                     NH4+ + H2O → NH4OH + H+
           Kelebihan ion H+ dalam larutan NH4Cl menyebabkan larutan bersifat asam.
           Garam-garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, misalnya NH4CN di dalam air akan mengalami hidrolisis total. Reaksi yang terjadi adalah:
                     NH4CN → NH4+ + CN-
                     NH4+ + H2O → NH4OH + H+
                     CN + H2O → HCN + OH-
           Banyaknya ion H+ dan ion OH- bergantung pada harga Ka dan Kb asam lemah dan basa lemah pembentuknya.

    Ada empat jenis garam, yaitu :

  1. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K2SO4 dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral).
  2. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah (misalnya NH4Cl, AgNO3 dan lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam).
  3. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat (misalnya CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa).
  4.  Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah (misalnya CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna).

            Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka dan Kb Harga pH pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak bergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan, tetapi tergantung pada harga Ka dan Kb dari asam dan basa pembentuknya.

  • Jika Ka = Kb maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
  • Jika Ka > Kb maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
  • Jika Kb < Kb maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)

              Beberapa identifikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa, yaitu:

  • Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
  • Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut bersifat basa.
  • Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
  • Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut bersifat asam.
  • Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat asam ataupun basa.


3. Alat dan Bahan
Dalam kegiatan praktikum kali ini, kami menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

  1. Alat

    • Pelat tetes
    • Pipet tetes

  1. Bahan

  • Larutan (NH4)2SO4
  • Larutan NH4Cl
  • Larutan CH3COONa
  • Larutan Al2(SO4)3
  • Larutan Na2CO3
  • Larutan NaCl
  • Kertas Lakmus Merah dan Lakmus Biru

4. Cara Kerja

  1. Siapkan pelat tetes dan letakkan potongan kertas lakmus merah dan lakmus biu pada setiap lekukan.
  2. Tetesi kertas lakmus pada lekuan satu dengan (NH4)2SO4, lekukan dua dengan NH4Cl dan seterusnya sampai semua larutan teruji dengan kertas lakmus.
  3. Amati perubahan kertas lakmus.
  4. Isilah table pengamatan berikut.

Tabel Pengamatan

Larutan garam
Basa pembentuk
Asam pembentuk
Sifat
Kertas lakmus
Rumus kimia
Kuat/
lemah
Rumus kimia
Kuat/
lemah
merah
biru
(NH4)2SO4
NH4OH
Lemah
H2SO4
Kuat
Asam
Merah
Merah
NH4Cl
NH4OH
Lemah
HCl
Kuat
Asam
Merah
Merah
CH3COONa
NaOH
Kuat
CH3COOH
Lemah
Basa
Merah
Biru
Al2(SO4)3
Al(OH)3
Lemah
H2SO4
Kuat
Asam
Merah
Merah
Na2CO3
NaOH
Kuat
HCO3
Lemah
Basa
Biru
Biru
NaCl
NaOH
Kuat
HCl
lemah
Netral
Merah
Biru


5. Bahan Diskusi

  1. Berdasarkan percobaan diatas, kesimpulan apakah yang dapat anda ambil tentang sifat larutan garam di dalam air?
    Jawab : sifat larutan garam dalam air ada tiga macam yaitu netral, basa dan asam. Yang bersifat netral adalah NaCl, yang bersifat basa adalah
    CH3COONa, Na2CO3, dan yang bersifat asam adalah (NH4)2SO4, NH4Cl, Al2(SO4)3
  2. Adakah hubungan antara asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garam di dalam air? Jelaskan.
    Jawab :- Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat larutannya dalam air bersifat netral.
    - Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah larutannya dalam air bersifat basa.
    - Garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat larutannya dalam air bersifat asam.


6. Kesimpulan
  1. Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa sifat larutangaram dalam air ada tiga macam yaitu netral, basa dan asam. Yang bersifat netral adalah NaCl, yang bersifat basa adalah CH3COONa, Na2CO3, dan yang bersifat asam adalah (NH4)2SO4, NH4Cl, Al2(SO4)3. Hubungan antara asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garam di dalam air adalah sebagai berikut :

  • Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat larutannya dalam air bersifat netral.
  • Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah larutannya dalam air bersifat basa.
  • Garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat larutannya dalam air bersifat asam.

7. Lampiran