Kamis, 17 Oktober 2019

Sehatkah Arah Pendidikan Sekarang ?


Kalian Harus Tau
Sehatkah Arah Pendidikan Sekarang ?
Oleh : Fina Siliyya

            Manusia dibekali Sang Pencipta dengan tiga hal, yakni kebutuhan jasmani, naluri, dan akal. Salah satu naluri yang dimiliki manusia adalah naluri untuk mempertahankan diri (gharizah baqa).
            Dunia pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan gharizah baqa, pasalnya masyarakat memandang bahwa dengan pendidikan kita dapat memperbaiki kehidupan. Memang benar, dengan pendidikan seorang menusia akan dididik dari segi akal dan kemampuan untuk mahir dibidang tertentu, sehingga memungkinkan manusia untuk memiliki skill-skill yang dapat berpotensi memperbaiki kehidupan dirinya.
Pendidikan erat kaitanya dengan cita-cita. Seseorang yang menempuh pendidikan pasti memiliki alasan dan tujuan yang ingin diperoleh. Sayangnya hari ini kaum muslimin terbiasa memiliki cita-cita pragmatis. Buah dari pendidikan  hanya sebatas ingin mendapatkan pekerjaan dan profesi tertentu untuk meraih kemapanan finansial. Kehidupan yang serba dihimpit dengan bayar uang membuat manusia kerap kali ingin memiliki uang dengan jumlah banyak demi melangsungkan kehidupanya. Dengan uang, manusia bisa melakukan apapun termasuk bisa menjamin kebutuhan pokok diri dan keluarga, katanya.
Profesi dianggap sebagai capaian puncak kesuksesan individu. Profesi yang berbeda akan menghasilkan jumlah uang yang terkantongi berbeda, begitulah kacamata masyarakat. Setiap individu bertanggungjawab atas pemenuhan  kebutuhan diri dan keluarga karena dalam kapitalisme peran negara tidak hadir dalam pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya.
Di era sekarang, sekolah merupakan tempat menentukan pekerjaan. Sekolah tidak lagi menjadi tempat untuk membengun kepribadian yang mampu menghasilkan generasi unggul, generasi pemimpin, dan generasi pembangun peradaban. Kini sekolah mencetak generasi yang sekuler, mereka mendapatkan ajaran agama tetapi orientasi kehidupan mereka tidak sejalan dengan agama. Mereka bukan lagi memikirkan ridha Sang Pencipta dalam kehidupan, melainkan mereka hanya memikirkan akan kesenangan dan kebahagiaan yang bisa mereka nikmati. Begitulah keaadaanya, kapitalisme berhasil menggeser ajaran agama dengan membentuk gaya hidup yang berorientasi pada kesenangan materi.
Arus kehidupan kapitalistik merembah ke segala aspek kehidupan, termasuk dalam aspek pendidikan. Pendidikan yang katanya termasuk hak setiap manusia pun nyatanya tidak demikian. Pendidikan tidaklah gratis, untuk mendapatkanya kita musti mengeluarkan uang yang tidak sedikit nominalnya. Inilah kiranya kenapa banyak yang beranggapan ketika orang yang berpendidikan tinggi haruslah mendapatkan profesi yang tinggi pula, profesi yang mampu meraup uang banyak dengan mudah.
Mahalnya biaya pendidikan juga membuat pelajar dan orang tua menginginkan selesai dari bangku pendidikan dengan cepat. Negara tidak memfasilitasi pendidikan dengan cuma-cuma. Itulah mengapa kaum pelajar tidak lagi menjadi generasi unggul, generasi pemimpin, dan generasi pembangun peradaban, karena pelajar hanya mementingkan cepat selesai pendidikan dan cepat dapat pekerjaan. Akankah kita terus mengikuti arus kehidupan kapitalistik dalam menentukan cita-cita? Wallahu’alam.

Bogor, 14 Juli 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar