Kalian Harus
Tau
Sehatkah Arah Pendidikan Sekarang ?
Oleh : Fina Siliyya
Manusia dibekali Sang
Pencipta dengan tiga hal, yakni kebutuhan jasmani, naluri, dan akal. Salah satu
naluri yang dimiliki manusia adalah naluri untuk mempertahankan diri (gharizah
baqa).
Dunia pendidikan
memiliki kaitan yang erat dengan gharizah baqa, pasalnya masyarakat memandang
bahwa dengan pendidikan kita dapat memperbaiki kehidupan. Memang benar, dengan
pendidikan seorang menusia akan dididik dari segi akal dan kemampuan untuk
mahir dibidang tertentu, sehingga memungkinkan manusia untuk memiliki
skill-skill yang dapat berpotensi memperbaiki kehidupan dirinya.
Pendidikan erat kaitanya dengan cita-cita. Seseorang
yang menempuh pendidikan pasti memiliki alasan dan tujuan yang ingin diperoleh.
Sayangnya hari ini kaum muslimin terbiasa memiliki cita-cita pragmatis. Buah dari
pendidikan hanya sebatas ingin
mendapatkan pekerjaan dan profesi tertentu untuk meraih kemapanan finansial.
Kehidupan yang serba dihimpit dengan bayar uang membuat manusia kerap kali
ingin memiliki uang dengan jumlah banyak demi melangsungkan kehidupanya. Dengan
uang, manusia bisa melakukan apapun termasuk bisa menjamin kebutuhan pokok diri
dan keluarga, katanya.
Profesi dianggap sebagai capaian puncak kesuksesan
individu. Profesi yang berbeda akan menghasilkan jumlah uang yang terkantongi
berbeda, begitulah kacamata masyarakat. Setiap individu bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan diri dan keluarga karena dalam kapitalisme peran negara tidak
hadir dalam pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya.
Di era sekarang, sekolah merupakan tempat menentukan
pekerjaan. Sekolah tidak lagi menjadi tempat untuk membengun kepribadian yang
mampu menghasilkan generasi unggul, generasi pemimpin, dan generasi pembangun
peradaban. Kini sekolah mencetak generasi yang sekuler, mereka mendapatkan
ajaran agama tetapi orientasi kehidupan mereka tidak sejalan dengan agama.
Mereka bukan lagi memikirkan ridha Sang Pencipta dalam kehidupan, melainkan mereka
hanya memikirkan akan kesenangan dan kebahagiaan yang bisa mereka nikmati. Begitulah
keaadaanya, kapitalisme berhasil menggeser ajaran agama dengan membentuk gaya
hidup yang berorientasi pada kesenangan materi.
Arus kehidupan kapitalistik merembah ke segala aspek
kehidupan, termasuk dalam aspek pendidikan. Pendidikan yang katanya termasuk
hak setiap manusia pun nyatanya tidak demikian. Pendidikan tidaklah gratis,
untuk mendapatkanya kita musti mengeluarkan uang yang tidak sedikit nominalnya.
Inilah kiranya kenapa banyak yang beranggapan ketika orang yang berpendidikan
tinggi haruslah mendapatkan profesi yang tinggi pula, profesi yang mampu meraup
uang banyak dengan mudah.
Mahalnya biaya pendidikan juga membuat pelajar dan
orang tua menginginkan selesai dari bangku pendidikan dengan cepat. Negara
tidak memfasilitasi pendidikan dengan cuma-cuma. Itulah mengapa kaum pelajar
tidak lagi menjadi generasi unggul, generasi pemimpin, dan generasi pembangun
peradaban, karena pelajar hanya mementingkan cepat selesai pendidikan dan cepat
dapat pekerjaan. Akankah kita terus mengikuti arus kehidupan kapitalistik dalam
menentukan cita-cita? Wallahu’alam.
Bogor, 14 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar